Kamis, 31 Oktober 2013

Sebuah Kisah Manis dan Pahit

Cerita ini dimulai saat seorang gadis SMA sedang menunggu seseorang yang sangat disayangi nya. Dilihatnya arloji coklat tua miliknya, kini waktu sudah menunjukan pukul 06.15 pagi. Orang yang ditunggu pun akhirnya datang. Seorang lelaki yang sedang mengendarai sepede nya pun menghampiri si wanita itu.

“ina! maaf aku terlambat, aku harus membantu ibu ku dulu”, ucap pria bersepeda tersebut sambil meminta maaf kepada gadis yang diketahui bernama Ina.

“ngak apa apa kok arul, lagi pula masih cukup pagi kok”, balas si wanita itu sambil tersenyum.

“kalau begitu, ayo naik!”

Diperjalan menuju sekolah, sang gadis mulai membuka percakapan dari menanyai tentang pelajaran,tingkah laku temannya, bahkan membicarakan guru PKN nya. Tak terasa akhirnya mereka pun sampai, karena kelas mereka berbeda mereka pun berpisah di koridor sekolah.

“rul, nanti tungguin aku ditempat biasa ya”

“ok! Siap na, di perpus kan?!”

“yo’i”

****
Bel menandakan berakhirnya pelajaran, para murid pun bergegas untuk merapikan buku buku maupun alat tulisnya, tak terkecuali Ina. Setelah pa Khadir keluar, Ina pun bergegas keluar menuju perpus. Tempat janjiannya bersama Arul. Ketika sampai di perpus, Ina melihat Arul.

“rul, lama ngak nunggunya? Maaf ya, tadi pa Khadir ceramah dulu dikelas”, eluh Ina.

“ngak kok, baru juga nyampe. Hahahaha kok bisa pak Khadir ceramah?”, Arul pun mulai penasaran.

“itu tuh! Gara gara si Dion lupa ngerjain PR, udah tau tuh guru killer masih aja males malesan ngerjain tugas. Ehh!! Jadi nya yang kena seluruh kelas”.

“kasihan pacarku ini”, ucap Arul sambil mencubit pipi Ina.

“ihh apaan sih, lagi bete juga”.

“hahahahahahaha”

****

Arul dan Ina, dua sejoli ini sudah tidak asing lagi di antara murid murid sekolah nya, bahkan guru guru mereka pun tak asing dengan mereka berdua. Bagaimana tidak, sang pria atau Arul dikenal dengan kepintarannya dalam Komputer dan Matematika. Ina pun tak kalah dengan Arul, dia juga pintar dalam Bahasa inggris. Sungguh pasangan yang membuat iri semua orang bukan?!.

Walaupun mereka pintar, tapi mereka tetap rendah hati,baik,maupun ramah. Maka dari itu mereka banyak disenangi oleh murid maupun guru-guru. Gaya pacaran mereka pun biasa saja, bahkan mereka terlihat seperti sepasang soulmate.

****

Tahun ini adalah tahun terakhir mereka duduk di bangku SMA. Sebentar lagi UN akan dilaksanakan, TO pun mulai digelar setiap bulannya. Arul dan Ina pun mulai sibuk mengurusi hal pribadi mereka, seperti mencari Universitas yang sesuai dengan kriteria mereka.

“na, kamu rencananya mau ngelanjutin ke Universitas mana lalu jurusan apa?”, tanya Arul.

“insyaallah sih pengen ke UNPAD rul ngambil jurusan sastra inggris, kalau kamu pengen ke mana?”

“aku kayanya bakal ngambil IT deh, dan aku lagi mau coba ngambil beasiswa di salah satu Universitas di daerah Jawa Timur”, jelas Arul.

“Jawa Timur!! Kok jauh banget si rul? Kan di daerah  Jawa Barat banyak Universitas yang ngadain beasiswa di bidang IT juga”, Ina pun mulai sedih saat tau Arul akan pergi darinya.

“Ina, kita kan ngak mungkin punya pemikiran yang sama, kamu mau satu jurusan sama aku, nanti malahan kamu malah cengo lagi selama pelajaran”, Arul pun mulai menasaihati.

“iya sih rul..., berarti kita hubungan jarak jauh dong!”, Ina pun mulai sedih.

“yah mau gimana lagi na, aku kan juga harus belajar supaya bisa banggain plus bantuin ibu aku kelak nanti”

“tapi aku ngak bisa rul”, Ina pun makin sedih.

****

Di rumah, Ina terus mengingat kejadian tadi siang. Dia merasa ingin sekali berteriak untuk menghilangkan rasa gundah nya. Terus berfikir mencari solusi yang tepat, dan Ina pun sudah menemukan solusinya. Walaupun mungkin dia akan sakit bahkan menyesal, tapi dari pada dia harus merasakan gundah terus menerus.

Tak terasa sudah bulan April, bertanda bahwa UN akan segera dilaksanakan. Sejak saat itu Ina dan Arul pun jarang bertemu bahkan mereka sudah tidak bareng lagi ke sekolah nya. Ina pun mulai menjauh, ketika dia melihat Arul maka ia akan berbelok arah agar tidak bertemu dengan kekasih nya itu.

Hari semakin cepat berlalu, hari kelulusan pun tiba. Semua murid bersorak gembira karena sekolah angkatan terakhir mereka lulus 100% . Tak terkecuali Ina yang sangat senang karena nilai UN nya sangat memuaskan ditambah lagi dia masuk SNMPTN dengan PTN impiannya. Sungguh hari yang sangat indah bagi Ina. Saat dia melompat kegirangan, sesosok pria yang tak asing lagi bagi Ina menghampirinya.

“na, selamat ya kamu masuk PTN yang kamu mau”, Arul pun memberi selamat kepada Ina.

“iya sama sama, ehh tunggu.. tau dari mana kamu?”, Ina pun penasaran.

“itu tadi bu Tini ngasih tau aku”, jelas Arul.

“ohh, lalu kamu sendiri gimana?”, kini Ina yang bertanya kepada Arul.

“alhamdulillah aku dapet Beasiswa di sana, mungkin 3 hari lagi aku udah bakal pindah ke malang”, jelas Arul.

“ohh malang toh! Selamat ya, ngak nyangka pacar ku keren sekali bisa dapat beasiswa hehehehe”

“oh iya dong!”, jawab Arul pun dengan bangga nya.

“oh ya rul ada yang mau aku omongin nih tentang kelanjutan hubungan kita”, Ina langsung to the point.

“aku juga mau bicara tentang masalah itu juga ke kamu na, maaf ya na bukannya aku cowo jahat, tapi aku rasa sebaiknya kita putus”, sesal Arul.

“aku juga berpikiran kaya gitu rul, kalau misalnya kita terus ngelanjutin hubungan ini, aku takut gundah”, jelas Ina.

“jadi hubungan kita sampai disini?”, tanya Arul

Ina menarik nafas dan menghembuskannya, dia sudah memikirkannya matang matang.

“iya rul, terima kasih ya atas 2 tahun tang terindah, terima kasih banget udah selalu ngertiin aku, jemput aku, nungguin aku, baik sama aku, ngak pernah marah. Maaf kalau aku jadi pacar terlalu egois dan manja buat kamu rul, pasti aku pacar yang buruk ya rul?”, Ina pun mulai menangis

“na, seharusnya aku yang bilang terima kasih, kamu tuh pacar aku yang pertama dan aku selalu berharap kamu adalah pacar aku yang terakhir. Aku tuh selalu sayang sama kamu na. Aku juga minta maaf ngak bisa bareng sama kamu di Universitas yang sama kaya kamu.  Aku juga pasti ngak akan ngelupain 2 tahun saat kita bersama. Aku selalu doa sama tuhan kalau aku tuh jodoh kamu, tapi jika tuhan berkehendak lain ya apa boleh buat, dari sini kita semua serahin ke yang Maha Kuasa ya na”, jelas Arul yang sedang menenangi Ina.

“iya rul, kita serahin semua ke tuhan”, Ina pun mulai tersenyum kembali.


Mereka sudah sepakat untuk mengambil jalan itu, wakaupun hati mereka sama sama sakit. Kini sisa nya mereka serahkan kembali kepada tuhan. Jika memang mereka jodong tuhan pasti akan mengatur waktunya untuk mempertemukan kembali dua sejoli itu, jika tidak yah apa boleh buat jodoh sudah diatur oleh tuhan, dan kita sebagai hamba nya hanya bisa menerimanya.

~Selesai~