Secara
bahasa, manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berfikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai
makhluk lain). Sedangkan secara umum pengertian kebudayaan merupakan jalan atau
arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani
maupun rohani.
Manusia
dan kebudayaan pada hakekatnya memiliki hubungan yang sangat erat, dan hampir
semua tindakan dari seorang manusia itu adalah merupakan kebudayaan. Manusia
mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai:
· Penganut kebudayaan,
· Pembawa kebudayaan,
· Manipulator kebudayaan, dan
· Pencipta kebudayaan.
Disamping
itu, kebudayaan manusia itu menciptakan suatu keindahan yang biasa kita sebut
dengan suatu seni. Keindahan atau seni dibutuhkan oleh setiap manusia agar
kehidupan yang dijalaninya menjadi lebih indah.
Manusia
dan keindahan atau seni memang tidak bisa dipisahkan sehingga diperlukan
pelestarian bentuk keindahan yang dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian
(seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya menjadi bagian
dari kebudayaannya yang dapat dibanggakan.
Sebuah
kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut
sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal
perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur
disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena perbedaan umur, ras,
etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender.
Manusia
Sebagai Pencipta Dan Pengguna Kebudayaan
Budaya
tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan
segala isi yang ada di bumi ini. Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan dibekali
oleh akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara
hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Disamping itu manusia juga
memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan
perilaku.
Dengan
semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka manusia bisa menciptakan
kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan
adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan.
Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia
dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup
manakala ada manusia sebagai pendudukungnya.
Kebudayaan
mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia
menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia
terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai:
1. Suatu
hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya
2. Wadah
untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3. Sebagai
pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4. Pembeda
manusia dan binatang
5. Petunjuk-petunjuk
tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku didalam pergaulan.
6. Pengatur
agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan
menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
7. Sebagai
modal dasar pembangunan.
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang
tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan
yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya
secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari
kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Namun siapakah manusia itu sebenarnya? Manusia di dunia
ini memegang peranan yang unik dan dapat di pandang dalam beberapa segi.
Misalnya, manusia di pandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang
membentuk jaringan-jaringan system (ilmu kimia). Manusia merupakan makhluk
biologis yang tergolong dalam golongan mamalia (ilmu biologi). Manusia sebagai
makhluk social yang tidak dapat berdiri sendiri (ilmu sosiologi) dan lain
sebagainya.
Dari beberapa definisi di atas, tentu membuat kita sulit
untuk menjawab pertanyaan tentang manusia, oleh karena itu kita akan
menerangkan siapa itu manusia berdasarkan unsur-unsur yang membangunnya. Ada
dua macam pandangan yang akan menjadi acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang
membangun manusia.
1. Manusia terdiri dari empat unsur yang
saling terkait, yaitu:
- Jasad
: badan kasar manusia yang dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan
menempati ruang dan waktu.
- Hayat
: mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak.
- Ruh
: bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan
memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang
menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
- Nafs
: dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri.(
Asy’arie, 1992 hal: 62-84).
2. Manusia sebagai satu kepribadian yang
mengandung tiga unsur, yaitu:
-
Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak
tampak. Id merupakan energi psikis yang irrasional dan terkait dengan sex
yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran
(unconcius). Id diatur oleh kesenangan yang harus di penuhi,baik secara
langsung melalui pengalaman seksual atau tidak langsung melalui mimpi atau
khayalan.
-
Ego, sering disebut “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan kepuasan
Id dengan saluran sosial agar dapat di terima oleh masyarakat. Ego diatur
oleh prinsip realitas dan mulai berkembang pada anak antara usia satu dan
dua tahun.
-
Super ego, merupakan struktur kepribadian terakhir yang muncul kira-kira
pada usia lima tahun. Super ego menunjukan pola aturan yang dalam derajat
tertentu menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman
terinternalisasi. (freud, dalam Brennan, 1991; hal 205-206).
Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup yang
paling sempurna, melebihi ciptaan Tuhan yang lain. Manusia terdiri dari jiwa
dan raga yang dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa nafsu. Tuhan menanamkan
akal dan pikiran kepada manusia agar dapat digunakan untuk kebaikan mereka
masing – masing dan untuk orang di sekitar mereka. Manusia diberikan hawa nafsu
agar mampu tetap hidup di bumi ini. Salah satu hakekat manusia lainnya ialah
manusia sebagai makhluk sosial, hidup berdampingan satu sama lain, berinteraksi
dan saling berbagi.
Manusia mendiami wilayah yang berbeda dan berada di
lingkungan yang berbeda pula. Hal ini membuat kebiasaan, adat istiadat,
kebudayaan dan kepribadian setiap manusia suatu wilayah berbeda dengan yang
lainnya. Namun secara garis besar terdapat tiga pembagian wilayah, yaitu :
Barat, Timur Tengah, dan Timur.
Kita di Indonesia termasuk ke dalam bangsa Timur, yang
dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Bangsa Timur dikenal dunia
sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat. Orang–orang dari wilayah lain sangat
suka dengan kepribadian bangsa Timur yang tidak individualistis dan saling
tolong menolong satu sama lain. Meskipun begitu, kebanyakan bangsa Timur masih
tertinggal oleh bangsa Barat dan Timur Tengah.
Dalam ilmu psikologi yang notabanenya berasal dari Barat,
banyak mengembangkan konsep-konsep dan teori mengenai aneka warna isi jiwa,
serta metode dan alat untuk menganalisis dan mengukur secara detail tentang
variasi jiwa individu. Tetapi, tidak terlepas dari itu semua, konsep-konsep
tersebut masih kurang mengembangkan suatu konsep yang berkaitan dengan jiwa
individu dan lingkungan sosial budaya.
Oleh karena itu, Francis L.K Hsu seorang sarjana Amerika
keturunan Cina, mengembangkan suatu konsepsi tentang jiwa manusia sebagai
makhluk sosial budaya, yang ia sebut sebagai Bagan Psiko-Sosiogram Manusia atau
delapan daerah seperti lingkaran konsentris sekitar diri pribadi.
Keterangan:
Nomor 7 dan 6 disebut sebagai daerah tak sadar dan sub
sadar. Tak sadar karena memang sudah tertanam jauh di dalam diri manusia dan
tak mampu disadari bahkan oleh manusia itu sendiri. Sub sadar karena
sewaktu–waktu unsur–unsur yang sudah tertanam bisa meledak keluar lagi dan
mengganggu kebiasaan sehari–hari.
Nomor 5 disebut kesadaran yang tidak dinyatakan. Maksudnya
pikiran – pikiran dan gagasan yang ada disimpan sendiri oleh manusia tersebut
dan tidak ada seorang lain pun yang dapat mengetahuinya. Nomor 4 disebut
kesadaran yang dinyatakan. kebalikan dari nomor 5, ini berarti manusia
mengungkapkan kepada orang lain apa yang ada di pikirannya seperti perasaan,
pengetahuan dan sebagainya.
Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib. Di sini manusia
memiliki seseorang atau sesuatu yang dianggap bisa menjadi curahan hati dan
tempat untuk meminta bantuan. Tidak selalu manusia yang lain juga melainkan
benda, atau makhluk hidup lain pun bisa berada pada lingkaran ini. Nomor 2
disebut lingkaran hubungan berguna. Bisa dianalogikan hubungan antara murid
dengan guru, pedagang dan pembeli.
Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh yang berarti
pikiran dan gagasan manusia tentang berbagai macam hal. Nomor 0 disebut
lingkungan dunia luar yang berarti tentang pendapat dan pikiran seseorang
tentang dunia atau daerah yang belum pernah dikunjungi atau dijumpai.
Definisi Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan sangat erat hubungannya
dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan
bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan
yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah
Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun
temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai
superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistic.
Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati
dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu bentuk
kebudayaan yang dapat kita rasakan.
Unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai
komponen atau unsur kebudayaan, antara lain Melville J. Herskovits menyebutkan
kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi,
keluarga dan kekuatan politik. Sedangkan Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4
unsur pokok yang meliputi sistem norma,organisasi ekonomi, alat-alat atau
lembaga petugas pendidikan dan organisasi kekuatan.
C. Kluckhohn di dalam karyanya
yang berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan, bahwa ada tujuh
unsur kebudayaan universal, yaitu:
a. Sistem Religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta
yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
b. Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun
diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan
dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga timbul rasa utuk
berorganisasi dan bersatu.
c. Sistem Pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal
dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang
berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.
d. Sistem Mata Pencaharian Hidup dan
Sistem Ekonomi
Terlahir karena manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan
yang tidak terbatas dan selalu ingin lebih.
e. Sistem Teknologi dan Peralatan
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang
– barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan
membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
f. Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan
hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia.
Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.
g. Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan
sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian
yang dapat memuaskan.
f. Wujud dan Komponen Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi
tiga:
§ a. Kompleks
gagasan, konsep, dan pikiran manusia
Kebudayaan yang muncul dan hidup karena adanya gagasan –
gagasan baru, konsep yang matang serta buah dari pikiran yang kreatif. Wujudnya
dapat ditemukan dalam sebuah buku – buku, arsip dan sebagainya.
§ b. Kompleks
aktivitas
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan
sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang
saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya
menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya
konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan
didokumentasikan.
§ c. Wujud
sebagai benda
Aktivitas manusia sehari – hari umumnya dilakukan dengan
menggunakan benda sebagai sarana dan prasarana. Dari situ lahir kebudayaan
dalam bentuk fisik yang konkret, bisa bergerak maupun tidak.
Manusia Indonesia dan
Kebudayaan
Manusia Indonesia dalam hal
kebudayaan saat ini mengalami berbagai rintangan dan halangan untuk menerim
serbuan kebudayaan asing yang masuk lewat Globalisasi (perluasan cara-cara
sosial melalui antar benua). Dalam hal ini teknlogi informasi dan komunikasi
yang masuk ke Indonedia turut merobah cara kebudayaan Indonesia tersebut, baik
itu kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di
Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia
untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan
perilaku yang cenderung ke Barat-baratan (westernisasi), yang menyebabkan
terkendala dalam memajukan kebudayaannya sendiri.
SUMBER:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar