Cerita ini
dimulai saat seorang gadis SMA sedang menunggu seseorang yang sangat disayangi
nya. Dilihatnya arloji coklat tua miliknya, kini waktu sudah menunjukan pukul
06.15 pagi. Orang yang ditunggu pun akhirnya datang. Seorang lelaki yang sedang
mengendarai sepede nya pun menghampiri si wanita itu.
“ina! maaf
aku terlambat, aku harus membantu ibu ku dulu”, ucap pria bersepeda tersebut
sambil meminta maaf kepada gadis yang diketahui bernama Ina.
“ngak apa
apa kok arul, lagi pula masih cukup pagi kok”, balas si wanita itu sambil
tersenyum.
“kalau
begitu, ayo naik!”
Diperjalan
menuju sekolah, sang gadis mulai membuka percakapan dari menanyai tentang
pelajaran,tingkah laku temannya, bahkan membicarakan guru PKN nya. Tak terasa
akhirnya mereka pun sampai, karena kelas mereka berbeda mereka pun berpisah di
koridor sekolah.
“rul, nanti
tungguin aku ditempat biasa ya”
“ok! Siap
na, di perpus kan?!”
“yo’i”
****
Bel
menandakan berakhirnya pelajaran, para murid pun bergegas untuk merapikan buku
buku maupun alat tulisnya, tak terkecuali Ina. Setelah pa Khadir keluar, Ina
pun bergegas keluar menuju perpus. Tempat janjiannya bersama Arul. Ketika
sampai di perpus, Ina melihat Arul.
“rul, lama
ngak nunggunya? Maaf ya, tadi pa Khadir ceramah dulu dikelas”, eluh Ina.
“ngak kok,
baru juga nyampe. Hahahaha kok bisa pak Khadir ceramah?”, Arul pun mulai
penasaran.
“itu tuh!
Gara gara si Dion lupa ngerjain PR, udah tau tuh guru killer masih aja males
malesan ngerjain tugas. Ehh!! Jadi nya yang kena seluruh kelas”.
“kasihan
pacarku ini”, ucap Arul sambil mencubit pipi Ina.
“ihh apaan
sih, lagi bete juga”.
“hahahahahahaha”
****
Arul dan
Ina, dua sejoli ini sudah tidak asing lagi di antara murid murid sekolah nya,
bahkan guru guru mereka pun tak asing dengan mereka berdua. Bagaimana tidak,
sang pria atau Arul dikenal dengan kepintarannya dalam Komputer dan Matematika.
Ina pun tak kalah dengan Arul, dia juga pintar dalam Bahasa inggris. Sungguh
pasangan yang membuat iri semua orang bukan?!.
Walaupun
mereka pintar, tapi mereka tetap rendah hati,baik,maupun ramah. Maka dari itu
mereka banyak disenangi oleh murid maupun guru-guru. Gaya pacaran mereka pun
biasa saja, bahkan mereka terlihat seperti sepasang soulmate.
****
Tahun ini
adalah tahun terakhir mereka duduk di bangku SMA. Sebentar lagi UN akan
dilaksanakan, TO pun mulai digelar setiap bulannya. Arul dan Ina pun mulai
sibuk mengurusi hal pribadi mereka, seperti mencari Universitas yang sesuai
dengan kriteria mereka.
“na, kamu
rencananya mau ngelanjutin ke Universitas mana lalu jurusan apa?”, tanya Arul.
“insyaallah
sih pengen ke UNPAD rul ngambil jurusan sastra inggris, kalau kamu pengen ke
mana?”
“aku kayanya
bakal ngambil IT deh, dan aku lagi mau coba ngambil beasiswa di salah satu
Universitas di daerah Jawa Timur”, jelas Arul.
“Jawa
Timur!! Kok jauh banget si rul? Kan di daerah Jawa Barat banyak Universitas yang ngadain
beasiswa di bidang IT juga”, Ina pun mulai sedih saat tau Arul akan pergi
darinya.
“Ina, kita
kan ngak mungkin punya pemikiran yang sama, kamu mau satu jurusan sama aku,
nanti malahan kamu malah cengo lagi selama pelajaran”, Arul pun mulai
menasaihati.
“iya sih
rul..., berarti kita hubungan jarak jauh dong!”, Ina pun mulai sedih.
“yah mau
gimana lagi na, aku kan juga harus belajar supaya bisa banggain plus bantuin
ibu aku kelak nanti”
“tapi aku
ngak bisa rul”, Ina pun makin sedih.
****
Di rumah,
Ina terus mengingat kejadian tadi siang. Dia merasa ingin sekali berteriak
untuk menghilangkan rasa gundah nya. Terus berfikir mencari solusi yang tepat,
dan Ina pun sudah menemukan solusinya. Walaupun mungkin dia akan sakit bahkan
menyesal, tapi dari pada dia harus merasakan gundah terus menerus.
Tak terasa
sudah bulan April, bertanda bahwa UN akan segera dilaksanakan. Sejak saat itu
Ina dan Arul pun jarang bertemu bahkan mereka sudah tidak bareng lagi ke
sekolah nya. Ina pun mulai menjauh, ketika dia melihat Arul maka ia akan
berbelok arah agar tidak bertemu dengan kekasih nya itu.
Hari semakin
cepat berlalu, hari kelulusan pun tiba. Semua murid bersorak gembira karena
sekolah angkatan terakhir mereka lulus 100% . Tak terkecuali Ina yang sangat
senang karena nilai UN nya sangat memuaskan ditambah lagi dia masuk SNMPTN
dengan PTN impiannya. Sungguh hari yang sangat indah bagi Ina. Saat dia
melompat kegirangan, sesosok pria yang tak asing lagi bagi Ina menghampirinya.
“na, selamat
ya kamu masuk PTN yang kamu mau”, Arul pun memberi selamat kepada Ina.
“iya sama
sama, ehh tunggu.. tau dari mana kamu?”, Ina pun penasaran.
“itu tadi bu
Tini ngasih tau aku”, jelas Arul.
“ohh, lalu
kamu sendiri gimana?”, kini Ina yang bertanya kepada Arul.
“alhamdulillah
aku dapet Beasiswa di sana, mungkin 3 hari lagi aku udah bakal pindah ke
malang”, jelas Arul.
“ohh malang
toh! Selamat ya, ngak nyangka pacar ku keren sekali bisa dapat beasiswa
hehehehe”
“oh iya
dong!”, jawab Arul pun dengan bangga nya.
“oh ya rul
ada yang mau aku omongin nih tentang kelanjutan hubungan kita”, Ina langsung to
the point.
“aku juga
mau bicara tentang masalah itu juga ke kamu na, maaf ya na bukannya aku cowo
jahat, tapi aku rasa sebaiknya kita putus”, sesal Arul.
“aku juga
berpikiran kaya gitu rul, kalau misalnya kita terus ngelanjutin hubungan ini,
aku takut gundah”, jelas Ina.
“jadi
hubungan kita sampai disini?”, tanya Arul
Ina menarik
nafas dan menghembuskannya, dia sudah memikirkannya matang matang.
“iya rul,
terima kasih ya atas 2 tahun tang terindah, terima kasih banget udah selalu
ngertiin aku, jemput aku, nungguin aku, baik sama aku, ngak pernah marah. Maaf
kalau aku jadi pacar terlalu egois dan manja buat kamu rul, pasti aku pacar
yang buruk ya rul?”, Ina pun mulai menangis
“na,
seharusnya aku yang bilang terima kasih, kamu tuh pacar aku yang pertama dan
aku selalu berharap kamu adalah pacar aku yang terakhir. Aku tuh selalu sayang
sama kamu na. Aku juga minta maaf ngak bisa bareng sama kamu di Universitas
yang sama kaya kamu. Aku juga pasti ngak
akan ngelupain 2 tahun saat kita bersama. Aku selalu doa sama tuhan kalau aku
tuh jodoh kamu, tapi jika tuhan berkehendak lain ya apa boleh buat, dari sini
kita semua serahin ke yang Maha Kuasa ya na”, jelas Arul yang sedang menenangi
Ina.
“iya rul,
kita serahin semua ke tuhan”, Ina pun mulai tersenyum kembali.
Mereka sudah
sepakat untuk mengambil jalan itu, wakaupun hati mereka sama sama sakit. Kini
sisa nya mereka serahkan kembali kepada tuhan. Jika memang mereka jodong tuhan
pasti akan mengatur waktunya untuk mempertemukan kembali dua sejoli itu, jika
tidak yah apa boleh buat jodoh sudah diatur oleh tuhan, dan kita sebagai hamba
nya hanya bisa menerimanya.
~Selesai~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar